Apa yang ada didalam kepala seorang Kapitra Ampera?? Baru menjadi Kuasa Hukum seorang RAKYAT BIASA saja besar kepalanya sudah melebihi ...
Tolong dicatat baik-baik disatu pidatonya Jokowi ketika beliau mengundang pelaku seni, Jokowi mengatakan, “Tidak ada yang berani menyuruh saya, para menteri saja tidak ada yang berani menyuruh saya!”. Jokowi memang tidak mengatakan TIDAK ADA YANG BISA, tapi kalau menteri saja tidak berani, bagaimana mungkin seorang Kapitra Ampera yang masih pergi pake passport hijau berani menyurati Jokowi dan meminta Presiden Republik Indonesia untuk menutup kasus kacangan seperti ini?? Ini bukan lagi karena nyali Kapitra Ampera yang gede yang sudah berani meminta seorang Presiden untuk menutup satu kasus, ini lebih cenderung karena Kapitra Ampera sudah mulai gila menganggap dirinya seorang kuasa Hukum seorang yang mungkin dia anggap seorang titisan Tuhan (?).
Media liputan6 melansir berita tentang Tim pengacara Pemimpin Front Pembela Islam atau FPI Rizieq Shihab yang mengklaim telah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo terkait kasus pornografi yang menjerat Kliennta. Mereka meminta agar Presiden menghentikan kasus tersebut. Kapitra menuturkan, kesimpulan dari surat itu adalah meminta Presiden Jokowi memerintahkan penyidik ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengerluarkan Surat Penghentian Penyidikan atau SP3 kasus Rizieq Shihab karena dianggap melanggar peraturan perundang-undangan khusus putusan Mahkamah Konstitusi No.20/PUU-XIV?2016 tanggal 7 September 2016.
“Penyidikan kasus Habib Rizieq Shihab yang barang buktinya didapat penyidik melalui intersepsi atau penyadapan oleh pihak yang tidak berwenang/ilegal, dilakukan oleh situs www.4n5hot.com dan baladacintarizieq.combertentangan dengan peraturan perundang-undangan,” kata Kapitra.
Lalu Pak Kapitra, bagaimana dengan semua ucapan dan pengakuan dari Firza Husein? Apakah bapak sebagai laki-laki seperti itu memperlakukan seorang perempuan yang sudah jelas-jelas menjadi korban atas pelecehan sex yang dilakukan oleh junjungan bapak? Well, saya awalnya berpikir, ini bukan satu tindakan pelecehan karena dilakukan atas dasar suka sama suka. Namun menjadi tindakan pelecehan karena pihak Rizieq Shihab menyangkal semua temuan dan fakta yang dikatakan oleh pihak Firza Husein.
Argumen Kapitra Ampera yang mengatakan alat bukti yang dimiliki penyidik tidak sah dan dengan sendirinya proses hukum atas kasus ini tidak dapat dilanjutkan. Lalu kenapa klien anda kabur kalau anda sebagai kuasa hukum memiliki argumentasi yang diyakini bisa mematahkan segala tuduhan??
Pak Kapitra, saya yang seorang tanpa latar belakang hukum saja paham, bahwa hukum itu sifatnya statis. Anda tidak bisa membengkokkan hukum dengan membela satu orang!! Rakyat Indonesia ada 250 juta. Bayangkan bagaimana Hukum bisa ditegaknya kalau 10 juta saja berusaha membengkokkan hukum itu sendiri berdasar kepentingan mereka masing-masing!
Ibarat seseorang melemparkan satu bukti penyelewengan ke kantor polisi dan polisi melihat bukti yang dilemparkan oleh seorang misterius itu adalah tentang satu kejahatan dengan seluruh bukti yang sangat cukup untuk menangkap, mengadili dan memenjarakan orang yang ada didalam dokumen yang dilemparkan oleh seorang misterius tadi. Apakah karena polisi menerima bukti-bukti itu dari seorang yang tidak dikenal, lalu kasus dianggap tidak ada??
Saya yakin klien anda bisa saja memiliki peluang besar untuk tidak bersalah JIKA dia dengan jantan menghadapi segala tuduhan dan dengan jantan menghadiri setiap panggilan. Apalagi Klien anda di dukung oleh seorang kuasa hukum sekaliber anda. Saya yakin, semua undang-undang hukum pidana yang sudah anda hapal diluar kepala bisa membebaskan klien anda KALAU DIA DENGAN JANTAN MENGHADAPI SEMUA TUDUHAN!! Buktikan dengan lantang pada umat dan pada rakyat Indonesia bahwa apa yang sudah dituduhkan adalah satu kesalahan besar dari pihak pemerintah.
Sekarang anda mau mengirimkan 1001 surat permintaan ke 1001 pihak yang anda pikir bisa membebaskan klien anda, TAPI dalam posisi klien anda tidak ada di daerah kekuasaan Indonesia dimana kejahatan yang dituduhankan terjadi, semua hanya usaha sia-sia. Saya yakin anda tahu dan paham bahwa kehadiran saksi di depan hukum itu utama.
Pak Kapitra anda kan seorang Kuasa Hukum, seorang pengacara, dan Bukan seorang CALO HUKUM atau Makelar HUKUM. Kalau Calo atau Makelar, mereka bekerja tanpa harus menghadirkan orang yang diwakilinya. Tolonglah luangkan waktu sebentar untuk bertanya pada diri anda sendiri, “Mau sampai kapan saya dihina oleh seorang Rizieq Shihab?” Atau tanyakan seperti ini, “Apa yang sedang saya bela? Harga diri saya atau harga diri dia?”
Itu saja dan semoga anda menemukan semua jawaban dan memutuskan untuk berbelok ke jalan yang lebih terhormat.[swd]
