Sidang E-KTP yang berlangsung tanggal 3 April 2017 mendatangkan Muhammad Nazarudin. Muhammad Nazaruddin mengungkap keterlibatan para an...
Nazar mengungkap, pemberian uang tersebut terjadi di ruangan mantan anggota Komisi II DPR RI Mustokoweni. Uang tersebut diberikan oleh pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Semua anggota Komisi II DPR disebut-sebut menerima dana E-KTP. Kebetulan saat itu, Ahok menjadi anggota Komisi II DPR sehingga disebut-sebut juga mendapat dana e-KTP.
Mendengar kabar ini, Ahok menegaskan, tidak pernah menerima aliran dana korupsi E-KTP sepeser pun saat berada di Komisi II DPR RI.
Menanggapi kesaksian mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, yang mengungkapkan semua anggota Komisi II DPR menerima aliran dana, menurut Ahok pernyataan tersebut bisa saja berisi daftar nama anggota Komisi II, bukan daftar penerima dana.
“Mungkin saja list-nya semua terima. Tapi, kan enggak pernah berani kasih ke aku. Orang gue uang perjalanan dinas aja gue balikin,” ucap Ahok di Kawasan Gandaria Seatan, Rabu, 5 April 2017.
Ahok mengaku tidak mengetahui siapa saja anggota Komisi II yang menerima uang korupsi E-KTP.
“Gue enggak tahu. Pasti dong kalau dia bagi ke semua Komisi II, atas nama saja kan. Pasti hitungannya semua komisi,” kata Ahok.
Meskipun benar ada pembagian kue E-KTP, ia menegaskan pihak pembagi tidak akan berani memberikan uang E-KTP. “Persoalannya, anggota komisi berani kasih ke gue enggak? Kalo lu kasih gue, pasti gue laporin,” tegas Ahok.
“Sekarang lu bayangin, lu temen gue nih. Kita perjalanan dinas tiga hari terus perjalanan dipalsuin lima hari, gue ngamuk-ngamuk, sampai dua hari gue balikin (duit dinas). Lu sebel enggak sama gue? Perjalanan dinas aja enggak gue ambil, duit enggak jelas kasih ke gue. Lu berani enggak kasih ke gue? Kalo gue bocorin?,” tambah Ahok.Memang sangat lucu ketika nama Ahok disebut-sebut ikut menerima dana E-KTP. Ahok adalah anggota DPR yang paling menentang dengan proyek E-KTP tersebut. Ahok menilai proyek E-KTP terlalu banyak menghabiskan biaya.
Kengeyelan Ahok bahkan sampai membuat Nurul Arifin membujuk Ahok agar tidak keras kepala atau diam jika memang tidak mau terlibat.
Begitulah karakter Ahok. Ahok memang etnis China dan non-muslim. Namun untuk masalah kejujuran, ketegasan, bersih dari korupsi, Ahok jauh mengungguli rekan-rekannya yang dari pribumi dan beragama Islam.
Ahok orang yang tidak mau kompromi dengan perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan negara. Ahok memang etnis China, namun kecintaannya kepada NKRI lebih terbukti dibanding rekan-rekannya yang asli pribumi.
Ahok rela bekerja keras siang malam melayani warga Jakarta. Ahok akan langsung mengecek jika ada pekerjaan atau proyek yang tidak berjalan semestinya.
Sekali lagi Ahok memang etnis China dan non-Muslim, namun Ahok lahir di Indonesia. Ahok warga negara Indonesia yang sah. Bahkan Ahok mungkin lebih fasih berbahasa Indonesia dibanding bahasa Mandarin.
Bahwa Ahok terlahir dari etnis China itu sudah kehendak Tuhan. Manusia tak bisa meminta kepada Tuhan untuk dilahirkan dari etnis tertentu.
Bahwa Ahok bukan non-muslim juga tidak menjadi persoalan. Ahok lahir da ri keluarga yang memang beragama Nasrani. Ahok terlahir dari keluarga Nasrani juga sudah kehendak Tuhan. Ahok tidak bisa menawar kepada Tuhan untuk dilahiran dari keluarga muslim.
Ahok memang sudah selesai dengan dirinya. Ahok tidak lagi butuh harta yang banyak karena Ahok memang sudah kaya. Ahok sudah selesai dengan dirinya untuk menumpuk kekayaan.
Bagi Ahok, yang terpenting sekarang bagaimana Ahok bisa mengabdi untuk negeri. Ahok tidak rela jika uang yang seharusnya menjadi hak rakyat hanya dinikmati oleh segelintir orang. Ahok punya cita-cita ingin memberantas habis korupsi.
Wajar Ahok dimusuhi oleh rekan-rekannya saat di DPR. Ahok memang orang yang tidak mau diajak berkerja sama untuk mempermainkan anggaran. Keras kepala Ahok ketika menolak proyek E-KTP akhirnya bisa menyelamatkan dirinya. Jika dulu Ahok terlibat, maka sudah dapat dipastikan Ahok akan kalah di putaran dua Pilkada DKI.
sumber:[seword.com]
