Jakarta,-Bagaimana bisa ekonomi Indonesia kuat? Bagaimana bisa harga cukup memadai untuk rakyat, kalau kekayaan Indonesia mengalir ke lua...
Jakarta,-Bagaimana bisa ekonomi Indonesia kuat? Bagaimana bisa harga cukup memadai untuk rakyat, kalau kekayaan Indonesia mengalir ke luar?
Pertanyaan itu dilontarkan akun Twitter resmi Partai Gerindra, @Gerindra, menyikapi kondisi bangsa Indonesia di bawah Pemerintahan Joko Widodo. Di mana, mata uang rupiah yang lemah, dan harga kebutuhan pokok yang tidak menentu.
“Jawabannya sebenarnya sangat sederhana, tapi mungkin banyak elite Indonesia dan pakar ekonomi Indonesia yang tidak jujur kepada rakyat. Sudah terlalu lama elite Indonesia berbohong. Bohong kepada rakyat, bohong kepada bangsa. Dan juga bohong kepada dirinya sendiri,” tegas @Gerindra.
Dalam kultwit panjang, @Gerindra membeberkan “kebohongan” yang disuguhkan penguasa. Kesimpulannya, bangsa Indonesia telah dipelihara sebagai pasar dan sebagai buruh sistem kapitalisme global.
“Bumi kita dipakai, air kita dipakai, rakyat kita dipakai sebagai buruh demi memperkaya bangsa lain. Kita diatur menjadi pasar, menjadi konsumen dari produk dan jasa yang dibuat oleh bangsa lain,” tegas @Gerindra.
@Gerindra menyitir penegasan Ketum Gerindra Prabowo Subianto soal kekayaan Indonesia yang dibiarkan “mengalir” ke luar negeri. “Pak @prabowo sudah mengatakan berkali-kali bahwa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Kita tidak memiliki kekayaan. Pemerintah kita justru mengizinkan kekayaan kita mengalir ke luar negara kita,” tulis @Gerindra.
Anehnya, kekayaan dan keuntungan Indonesia mengalir ke luar, tetapi elit bangsa “diam”. “Bagaimana bisa, sebagian besar hasil keuntungan kita sebagai bangsa mengalir ke luar negeri, tetapi elite bangsa kita diam saja? Kekayaan tadi adalah sangat-sangat vital bagi pembangunan masa depan bangsa kita. Tidak bisa lagi kita kehilangan kekayaan sebesar ini,” tegas @Gerindra.
Mengakhiri kultwit, @Gerindra menulis: “Pemerintah penuh retorika, pemimpin kita bernyanyi ‘Indonesia Raya’, ‘Maju Tak Gentar’, tapi kesejahteraan rakyat jalan di tempat."
sumber: [opinibangsa.id ]