Siapa yang bilang dipenjaranya Ahok merupakan kemenangan bagi para bigot bumi datar? Tidak kawan. Sudah hentikan semua euforia lebay kali...
Siapa yang bilang dipenjaranya Ahok merupakan kemenangan bagi para bigot bumi datar? Tidak kawan. Sudah hentikan semua euforia lebay kalian. Kalian tidak menang dan tak akan pernah menang. Untuk Habieb Rizieq dan kawan-kawan, kalian sejatinya melempar boomerang,
Hari ini, anggota DPR Fahri Hamzah mendapatkan segala yang pantas dia dapatkan. Intoleransi kini tidak bisa membohongi masyarakat Indonesia.
Sejumlah elemen masyarakat mendatangi Bandara Sam Ratulangi Manado, Sabtu (13/5/2017). Mereka menolak kedatangan Fahri Hamzah yang dijadwalkan tiba sekitar pukul 10.20 Wita. Dikutip dari sumber
Anggota DPR yang sejatinya mewakili rakyat, malah membuat rakyat marah bahkan tidak sudi dengan kedatangannya. Rakyat Indonesia tak bisa dibodohi! Mereka tau mana yang benar-benar membela rakyat dan mana yang hanya memanfaatkan rakyat untuk kepentingan politik.Semua elemen masyarakat secara kompak berkumpul di Manado untuk menolak Fahri. Mereka datang atas nama Indonesia, bukan atas nama sebuah agama.
“Kami ada di sini bukan karena dibayar. Kedatangan kami disini menolak kelompok atau pribadi yang berusaha memecah belah bangsa. Musuh kami bukan agama,” ujar Wilson Frederik, salah satu orator.
Mereka seakan menyindir para kaum otak cingkrang yang berdemo atas nama imbalan. Imbalan yang hanya sekedar nasi bungkus. Dari kasus Fahri Hamzah ini kita bisa membuat sebuah kesimpulan bahwa sejatinya kita tidak kalah, kita semakin kuat, masih banyak dukungan dari saudara kita dari berbagai daerah yang ingin Indonesia menjadi lebih baik tanpa embel-embel agama.
Fahri Hamzah bukan hanya terkenal karena intoleransinya, tapi karena kecenderungannya mendukung tikus-tikus penghisap uang rakyat. Masih ingat kasus saat dia ingin membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2011 lalu? Terlihat sekali betapa takutnya dia dengan KPK!
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Fahri Hamzah melontarkan gagasannya untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, praktek KPK sebagai lembaga super telah mencederai prinsip demokrasi. Dilansir dari sumber.
Fahri Hamzah ‘iri’ kepada KPK karena tidak bisa diintervensi oleh DPR dan pemerintah. Jika ada intervensi dari DPR dan pemerintah, bagaiman kapasitas independensi KPK? Bagaimana KPK bisa menyelediki kasus korupsi di lingkungan pemerintah jika ada intervensi?
Dibalik dipenjarakannya Ahok, ternyata tidaklah membuat kita kalah, tapi membuat kita menang. Lihatlah, mayarakat kini mulai berani melawan segala sesuatu yang memecah belah Indonesia. Ras keturunan tionghoa kini berani untuk berpendapat, berani untuk berbicara melawan segala penindasan. Semua perlawanan itu kini didukung oleh Ras indonesia lainnya.
Dibalik dipenjarakannya Ahok, masyarakat kini lebih terbuka pikirannya. Lihatlah, dukungan kepada Ahok mengalir deras dari Sabang sampai Merauke. Bukan hanya di nusantara, di luar negeripun dukungan mengalir. Mereka berduka atas ketidakadilan, mereka bergerak atas penindasan. Bukan hanya mereka yang beragama Kristen saja yang memberikan dukungan. Islam, Buddha, Hindu, Ateis dan agama lainnya sepakat untuk melawan segala ketidakadilan.
Penolakan terhadap tokoh atau organisasi yang intoleran kini mulai mengalir deras. Bukan hanya dari kaum minortitas, tapi dari kaum mayoritas yang tidak radikal. Silahkan liat komentar-komentar netizen di dunia maya. Semuanya setuju untuk menolak. Mengapa harus mengambil referensi dari dunia maya? karena dunia maya kini sudah menjadi cerminan realita. Bahkan, di Line Today semua komentarnya positif untuk mendukung Ahok dan menolak intoleransi. Kita tahu, Line merupakan salah satu sosial media paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
Sebenarnya, jengahnya masyarakat Indonesia atas intoleransi bukan terjadi tepat setelah dipenjarakannya Ahok. Saat kasus Ahok ramai pun semuanya sudah menolak. Ingat saat Tengku Zulkarnain ditolak oleh suku Dayak? Mereka sebagai suku asli Indonesia yang masih melestarikan budaya nenek moyang berani menolak tokoh intoleran. Mereka tak peduli dengan tittle nya sebagai seorang ulama. Mereka berani melawan pemecah bangsa tanpa pandang bulu.
Semuanya karena satu nama, yaitu Ahok. Terima kasih pak Ahok, semua yang anda lakukan benar-benar berarti bagi kami. Maafkanlah karena jasamu yang besar bagi bangsa, anda harus dipenjara. Maafkanlah kami tak bisa membantu anda dari payahnya ketidakadilan hukum di negeri ini. Anda layak disejajarkan dengan Martin Luther King, Jr atas perjuangan anda tentang Hak Asasi Sipil.Kita belum berakhir, semua ini hanyalah permulaan. Permulaan dari Indonesia yang lebih baik. Marilah semua elemen masyarakat dari berbagai daerah, dari berbagai suku, dari berbagai agama maupun yang tak beragama, dan dari perbedaan lainnya untuk berjuang membasmi segala pemecah bangsa dan mewujudkan bhineka tunggal ika yang sesungguhnya.
sumber:[seword.com]
