UNGARAN - Memilukan nasib yang dihadapi Shafa Fitriani Sabila siswi SDN Langensari 4 Kelas V di Ungaran. Bocah yatim piatu itu giginya ro...
UNGARAN - Memilukan nasib yang dihadapi Shafa Fitriani Sabila siswi SDN Langensari 4 Kelas V di Ungaran. Bocah yatim piatu itu giginya rontok diduga dip-kul oknum guru di sekolah itu lantaran tak dapat menghafal rumus matematika. Saat ini, sudah dua bln. siswi itu tak masuk sekolah serta trauma ketemu orang yang tidak dikenalnya.
Bocah itu berteriak sambil menendangi kasur saat Haryati bibinya, mengetuk pintu kamar. " Emoh, emoh, emoh, " jerit Shafa sembari menangis. Haryati menjelaskan, keponakannya itu telah dua bln. tidak bersekolah. Keseharian, anak yatim piatu itu mengurung diri di kamar.
" Bila tak mengurung diri, dia terkadang keluar dari kamar. Nonton tv, Upin Ipin, Anak Jalanan. Nanti bila ada orang yang tak di kenal datang ke rumah, dia segera lari kedalam kamar sembari menangis serta berteriak, " tutur Haryati waktu didapati Tribun Jateng di tempat tinggalnya, lokasi Jalan Raden Wijaya 2, Langensari, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.Tingkah Shafa beralih sepulang sekolah. Waktu itu, Shafa pulang sembari memegangi pipi kiri. Ia menangis lantas mendatangi sang nenek, Tarimah. " Dia bilang ke ibu saya (Tarimah--Red), nenek, saya dipukul Ibu Tri. Gigiku patah.
Dikarenakan tak dapat menghafal perkalian matematika, " ucap Haryati menirukan pengucapan keponakannya itu.
Selesai mengadu pada sang nenek, lanjut Haryati, Shafa mulai mengurung diri di kamar. Shafa juga tidak ingin bersekolah keesokan harinya. Peristiwa itu berlanjut selama dua minggu. " Lalu dua minggu sesudahnya, ada beberapa guru mendatangi rumah ke sini. Mereka membujuk supaya Shafa ingin bersekolah.
Pada akhirnya anak itu ingin sekolah, " tuturnya.
Sekian hari lalu, sepulang sekolah, narasi Haryati, si Shafa menangis lagi. Kesempatan ini bocah wanita itu mengadu dikucilkan oleh sang guru wali kelas V. "
Shafa bilang bila di kelas senantiasa dicaci maki sang guru. Sejak itu, Shafa tak berani masuk sekolah lagi, hingga dua bln. ini, " jelasnya.
Selanjutnya, Haryati mengungkap pihak keluarga telah mendatangi sekolah. Sayangnya, tidak ada tanggapan dari sekolah. Menurut dia, penganiayaan murid itu tidak berlangsung pada Shafa saja. Ada sejumlah wali murid yang menyayangkan langkah mengajar bu guru itu.
" Keponakan saya juga sering dipukul ibu Tri di bagian tangan kiri. Walau sebenarnya keponakan saya itu memanglah biasa menulis gunakan tangan kiri.
Dipaksa gunakan tangan kanan oleh guru itu, " kata Wulan, tetangga Haryati.
Sang nenek, Tarimah mengharapkan cucunya itu mau kembali bersekolah. Ia mengaku sedih, waktu lihat Shafa selalu menjerit dan mengurung diri di
a. Kemudian, giliran sang ayah, Sutomo meninggal dunia, waktu Shafa berumur tiga th.. Sutomo meninggal dikarenakan sakit, " jelas Tarimah.
sumber:(TRIBUNJATENG. COM)