Bus Solaris Jaya bernopol K 1677 CB yang ditumpangi puluhan warga Wonoayu dan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, terjun ke jurang sedalam...
Bus Solaris Jaya bernopol K 1677 CB yang ditumpangi puluhan warga Wonoayu dan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, terjun ke jurang sedalam 10 meter di Banaran, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jateng, kemarin (26/2).
Dua penumpang meninggal di lokasi kejadian, empat lainnya tak tertolong dalam perjalanan menuju Puskesmas Tawangmangu. Tujuh orang mengalami luka berat, sisanya luka ringan.
Enam korban meninggal yakni Ria Risbara (25), Suwandi (51), Ica Susilowati (34), Zuhro (34), Puji Haryanto (41) dan Eka Nanda (9).
Korban meninggal Ria Risbara merupakan guru SDN Jimbaran Wetan. Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pnedidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu tinggal di Sidoarjo Jawa Timur.
Meski tidak terlalu aktif di media sosial, namun kecantikan Ria Risbara membuat netizen terpikat. Tak heran jika guru cantik itu memiliki 4.023 pengikut di Facebook.
Kematian Ria Resbara pun membuat teman medsosnya sedih.
Mereka tak menyangka guru cantik itu meninggal dalam kecelakaan maut.
Ucapan bela sungkawa pun langsung membanjiri akun Facebook Ria Risbara.
“Inanillahi turut berduka cita atas meninggalnya ria r kecelakaan bis di jawatengah rekreasi di sarangan bus terpelosok di sungai,” tulis Resyah Rara.
Kecelakaan yang merenggut nyawa guru cantik Ria Resbara dan lima penumpang lainnya terjadi pada Minggu (26/2) sekitar pukul 10.30. Bus yang dikemudikan Suyitno membawa 29 orang keluarga besar SDN Jimbaran Wetan, Wonoayu, Sidoarjo, termasuk Ria Resbara.
Mereka baru saja menikmati hawa sejuk Telaga Sarangan, Magetan, dan berencana meneruskan perjalanan wisata ke Grojogan Sewu, Tawangmangu, dalam rangka perpisahan Kepala SDN Jimbaran Puji Haryanto (60).
Nahas, diduga karena rem blong, laju bus tak terkendali ketika melintasi turunan tajam dengan kemiringan sekitar 35 derajat.
Penumpang semakin histeris saat bus menabrak tiang listrik, lalu terjun ke jurang Sungai Banaran sedalam 10 meter.
Bodi bus tersangkut tebing dengan posisi terbalik. Para penumpang terpental dari tempat duduknya.
Ada yang terjepit kursi dan bodi bus. Barang bawaan mereka berhamburan ke sungai.
”Saya dengar suara benturan cukup kencang. Kemudian, ada teriakan orang minta tolong,” ujar Sri Ginah (50), warga RT 2, RW 1, Banaran.
Sri Ginah melihat seorang anak merangkak keluar dari dalam bus, lalu mencari orang tuanya.
”Anak itu teriak-teriak memanggil ayahnya. Dia keluar sendiri dari dalam bus. Saya sampai tidak tega (melihatnya, Red),” jelasnya.
Sementara itu, meski medan sulit dijangkau, warga setempat berusaha menyelamatkan penumpang bus.
Dua orang ditemukan meninggal di lokasi kejadian, beberapa lainnya luka parah dan segera dilarikan ke Puskesmas Tawangmangu, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar.
Sayang, empat orang meninggal dalam perjalanan. Di antaranya, Puji Haryanto, kepala SDN Jimbaran Wetan, Sidoarjo. Sementara itu, sopir bus diamankan di Polsek Tawangmangu.
Farida Ismaniyah (50), istri Puji Haryanto, menuturkan bahwa kegiatan wisata keluarga besar SDN Jimbaran Wetan tersebut dilaksanakan dalam rangka perpisahan suaminya yang akan purnatugas.
”Iya, ini acara perpisahan suami saya. Ada guru-guru dan mantan guru SDN Jimbaran Wetan yang diajak,” ujarnya.
Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Ahdi Rizaliyansyah mengungkapkan, berdasar hasil pemeriksaan, bus melaju dari arah Gondosuli dalam kondisi rem blong dengan kecepatan 60–80 kilometer per jam.
”Bus keluar jalur, lalu masuk jurang. Dua penumpang meninggal di lokasi, empat penumpang meninggal di dalam perjalanan ke Puskesmas Tawangmangu,” jelas Ahdi.
Dia menambahkan, lokasi kejadian termasuk rawan kecelakaan lalu lintas. Kendaraan besar, terutama bus, tidak disarankan melintasi jalur lama tersebut.
”Kendaraan besar yang dari atas (Magetan, Red) selalu kami arahkan untuk melintas di jalur tembus baru,” terangnya.
Lalu, kenapa sopir bus nekat melintas? Kasatlantas menuturkan, ada permintaan salah seorang penumpang.
”Sopir sudah berniat melintas di jalur baru. Tapi, ada penumpang yang meminta lewat jalur lama,” ungkap Ahdi.[psi]
sumber:www.posmetro.info