Perbedaan keadaban sangat terlihat jelas antara manusia yang masih memiliki tingkat rasionalitas tinggi dan yang sudah mati akal budinya. ...
Perbedaan keadaban sangat terlihat jelas antara manusia yang masih memiliki tingkat rasionalitas tinggi dan yang sudah mati akal budinya. Jika manusia yang masih memiliki nilai kemanusiaannya, tentu saja masih bersifat seperti manusia, lengkap dengan hati nurani.Marah, sedih ketika membaca laporan langsung yang ditulis oleh bbc mengenai ‘teriakan sweeping Cina, Sweeping kafir’ di orasi anti Ahok.
Entah kebetulan atau tidak, Ki Gendeng Pamungkas ditangkap terkait video yang beredar di dunia maya, menggajak orang bangkit melawan orang dengan ras Tionghoa. Puluhan pakaian bermuatan SARA juga diamankan oleh polisi dari kediamannya. Ki Gendeng Pamungkas , entah benar atau tidak,menurut informasi merupakan salah satu paranormalnya Soeharto. Terkait benar atau tidaknya, paling tidak bisa kita jadikan warning, jangan mudah dibohongi pakek isu SARA dan PKI yang telah musnah.
Seruan ‘revolusi’ dan ‘sweeping Cina,’ begitu ramai terlontar dari para mulut pembenci Ahok, di tengah orasi .
Lontaran tersebut muncul ketika Eka Jaya yang diperkenalkan sebagai tokoh Jawara Betawi memimpin orasi. Dia melakukan orasi di atas mobil komando yang sudah disediakan oleh para anti ahok dengan dikelilingi lebih dari seribu orang dengan pakaian serba putih.
Eka berseru, supaya Ahok harus dihukum berat. “Jika tidak, kita siap sweeping Cina? Siap sweeping kafir?”
Teriakan pertanyaan itupun disahut teriakan keras ‘siap!’ dari massa.
Selain itu, mereka juga berseru, ‘siap revolusi’ jika tuntutan pemenjaraan Ahok tidak dilaksanakan.
Lebih jauh lagi, pendemo ramai menyorakkan kata ‘penggal’ karena mereka menilai “Ahok (sebagai) penista agama.” Seperti yang dilansir bbc.com.
Jika benar yang mereka perjuangkan adalah mengenai yang namanya Tuhan, mungkin sikap mereka akan membuat banyak orang membenci Tuhan yang mereka bela tersebut. Jika wujud Tuhan mengajarkan tindakan-tindakan barbar seperti itu, mungkin akan menjadi benar prediksi saya, bahwa suatu saat Tuhan akan ditinggalkan akibat ulah para penganut agama yang menghancurkan agamanya sendiri.
Apakah merupakan tindakan yang benar, jika karena perbedaan agama lantas digunakan sebagai alasan untuk melakukan tindakan kekerasan. Apakah Tuhan kurang kerjaan, dengan menciptakan perbedaan, lantas menjadikan perbedaan tersebut untuk saling menghancurkan antara perbedaan satu dengan yang lainnya? Ah saya rasa Tuhan tidak segila apa yang dipikirkan para kaum barbar yang dengan mudah ucapkan penggal.
Dimanakah adab manusia ketika memandang manusia hanya sebatas warna kulit, bentuk mata, atau atas apa yang diyakininya?
RASIS dan ajakan melakukan kekerasan, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pembiaran akan menyebabkan mereka bertindak semaunya, atas nama Tuhan.
Terlebih dari itu, niatan apa yang akan dilakukan oleh mereka seharusnya tidak bisa dibiarkan. Memang sebuah strategi dari awal, ingin memantikan sebuah kerusuhan dengan isu SARA.
Seluruh isu digiring untuk memuluskan segelintir orang yang haus akan kekuasaan, dibantu dengan kekuatan dari luar Indonesia yang menginginkan deal-deal khusus untuk kepentingan diri dan golongan. Dari propaganda ala komunis sampai Tuhanpun tidak lupa dijadikan pemulus tujuan tersebut.Kesuksesan para bajingan membuat rusuh di tahun 1998, mengorbankan etnis Tionghoa, entah sudah berapa banyak mereka yang meninggal dan menyisasakan perih hingga saat ini akibat kerusuhan itu. Walaupun saya kebetulah di lahirkan dari rahim orang Jawa, tetapi saya tidak akan terima jika etnis Tionghoa dikorbankan lagi untuk sebuah kepentingan dalam mencapai kekuasaan. Kita Indonesia, itulah yang saya tahu, kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama membangun dan menjaga negeri ini. Terlepas dari itu, manusia disebut manusia karena kemanusiaannya. Jika tidak ada sifat kemanusiaannya, apakah layak masih disebut manusia?
Cina, Asing, Aseng dan PKI digunakan oleh para bajingan tengik, mengingatkan saya akan masa bangkitnya orde baru.

Tentu terlalu naif, jika kita tidak mau memperdulikan isu-isu yang beredar sebagai upaya para kelompok tertentu untuk menghancurkan NKRI demi keuntungan pribadi dan golongan.
Selain itu, setelah Ahok divonis, taktik yang perlu diwaspadai dari mereka, tentu saja upaya mengadu domba para pendukung Ahok yang sedang kecewa dengan pemerintah. Jadi jangan kaget, jika nanti ada yang mengaku Ahoker menunjukan kekecewaannya kepada Jokowi untuk memprovokasi.
sumber:[seword.com]