Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut, informasi soal dugaan makar bersumber dari media sosial. Pertama kal...
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut, informasi soal dugaan makar bersumber dari media sosial.
Pertama kali, informasi soal dugaan makar itu diungkapkan oleh Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian.
“Kapolri kan hanya melakukan penjaringan informasi dari media sosial dan disampaikan ke publik,” ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/11/2016), dilansir Kompas.
“Informasi itu kan enggak usah Kapolri ngomong pun di media sosial juga sudah gencar. Masa Kapolri ketinggalan informasi, enggak kan,” kata dia.
Sebelumnya, Tito Karnavian mengatakan, Polri akan menjaga ketat aksi 25 November 2016. Pasalnya, aksi itu berpotensi pada upaya penggulingan pemerintahan.
“Kalau itu bermaksud untuk menjatuhkan atau menggulingkan pemerintahan, itu termasuk pasal makar,” ujar Tito dalam konferensi pers, Senin (21/11/2016).
Bahkan, Tito mengaku mendapatkan informasi bahwa ada “penyusup” di balik aksi unjuk rasa itu dan akan menduduki Gedung DPR/MPR Senayan.
Seperti diketahui, Kapolri pernah mengimbau masyarakat supaya jangan lekas mempercayai tulisan-tulisan di media sosial.
“Jangan mudah percaya,” ujar Tito Karnavian, kepada wartawan ditemui di seberang Istana Negara, Jumat (4/11/2016), seperti dilansir Tribunnews.
Selain itu, dia meminta, kepada masyarakat supaya jangan mudah mengunggah sesuatu yang belum akurat ke media sosial.
“Memang, saya meminta media sosial jangan sampai mudah mengunggah dan menyebarkan sesuatu yang belum tentu akurat,” tambahnya.
(sumber pekanews)
Pertama kali, informasi soal dugaan makar itu diungkapkan oleh Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian.
“Kapolri kan hanya melakukan penjaringan informasi dari media sosial dan disampaikan ke publik,” ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/11/2016), dilansir Kompas.
“Informasi itu kan enggak usah Kapolri ngomong pun di media sosial juga sudah gencar. Masa Kapolri ketinggalan informasi, enggak kan,” kata dia.
Sebelumnya, Tito Karnavian mengatakan, Polri akan menjaga ketat aksi 25 November 2016. Pasalnya, aksi itu berpotensi pada upaya penggulingan pemerintahan.
“Kalau itu bermaksud untuk menjatuhkan atau menggulingkan pemerintahan, itu termasuk pasal makar,” ujar Tito dalam konferensi pers, Senin (21/11/2016).
Bahkan, Tito mengaku mendapatkan informasi bahwa ada “penyusup” di balik aksi unjuk rasa itu dan akan menduduki Gedung DPR/MPR Senayan.
Seperti diketahui, Kapolri pernah mengimbau masyarakat supaya jangan lekas mempercayai tulisan-tulisan di media sosial.
“Jangan mudah percaya,” ujar Tito Karnavian, kepada wartawan ditemui di seberang Istana Negara, Jumat (4/11/2016), seperti dilansir Tribunnews.
Selain itu, dia meminta, kepada masyarakat supaya jangan mudah mengunggah sesuatu yang belum akurat ke media sosial.
“Memang, saya meminta media sosial jangan sampai mudah mengunggah dan menyebarkan sesuatu yang belum tentu akurat,” tambahnya.
(sumber pekanews)